« »

Istana Maimoon, Istana Kuning

Istana Maimoon atau disebut Istana Maimun memang didominasi warna kuning, warna khas Melayu. Klo menurut buku Sejarah Singkat Istana Maimoon yang aku beli disitu seharga Rp 20.000,- sih istana ini didirikan dengan biaya Fl. 100.000 (atau setara 1 juta gulden Belanda) tahun 1888 dengan arsitek seorang tentara KNIL, Kapten Th. van Erp, dan dikerjakan oleh pemborong Italia. Bangunannya berdiri di atas tanah seluas 2.772 Meter persegi, menghadap Timur. Peletakan batu pertama tanggal 26 Agustus 1888 dilakukan oleh Sultan Maimun Al Rasyid Perkasa Alam Shah. Mulai ditempati tanggal 18 Mei 1891. Ini dapat dibaca pada sekeping marmer di kedua tiang ujung tangga naik. Jadi, usia istana ini sekarang sudah lebih dari satu abad.....
.
Sementara Pak Fajar cari-cari parkir aku masuk ke Istana Maimoon. Oh ya, kita mesti melepas sepatu dan meninggalkannya di anak tangga teratas. Agak lama juga saya berada di dalam sambil potret sana potret sini.:) Untung Pak Fajar sabar menunggu di luar.
.
Kalo saya perhatikan, desain istana ini meniru berbagai gaya, yaitu gaya tradisional istana-istana Melayu yang memanjang ke depan dan bertingkat dua, juga pola India tepatnya India Moghul dan juga pola Eropa. Bangunannya terdiri dari dua lantai yang terbagi dalam tiga bagian, yakni bangunan induk, sayap kiri, dan sayap kanan.
.
Begitu juga di dalam ukiran-ukiran, terutama di ruang Balairung Sri bercampur baur. Ukiran-ukiran Melayu tradisional dapat terlihat pada 'Pagar Tringgalum'. Begitu juga terlihat pada pinggiran atas lespfank (bener gak sih nulisnya?) dengan bentuk "Pucuk Rebung" yang terkenal. Trus, terlihat pula di dinding sebelah atasnya dengan bentuk "Awan Boyan". Dan juga pada langit-langit dengan Kubisme gaya India Moghul.
.
Melalui sebuah gang beratap dengan lengkungan2 lunas perahu terbalik yang banyak hiasan floralistis dan geometris, kita sampai pada sebuah ruangan di bagian belakang yang dulu dipakai sebagai tempat acara pernikahan dan ruang makan keluarga sultan. Makan malam ini biasanya dipersiapkan dan dilayani oleh para dayang yang menempati 2 kamar kecil di sebelah kiri dan kanan di antara balairuung dan ruang makan. Di dalam ruangan ini saya lihat ada dua kursi/tahta sultan dan dua meja yang katanya buatan Eropa.
.
Istana ini di bagian atasnya ada 12 ruangan, yang terdiri dari 2 ruangan besar untuk upacara kerajaan dan 10 ruangan kecil untuk kelelengkapannya. Sedangkan di sebelah bawah ada 10 ruangan termasuk kamar mandi, dapur, kantor Sultan, penjara sementara (wah!), dan tempat penyimpanan barang.
.
Di sisi kanan, di depan Istana berdiri sebuah bangunan atau rumah Batak Karo, dimana di dalamnya ditempatkan sebuah meriam yang sudah puntung (putus). Katanya sih benda ini dianggap suci dan selalu dihubungkan dengan legenda Putri Hijau dari Tanah Karo.
.
Kira-kira 10 meter di depan Istana ada semacam Altar atau panggung yang dahulunya adalah pondasi dari dua patung kuda yang berfungsi sebagai pancuran.
.
.

by Sahat Parlindungan Simarmata - www.sahatsimarmata.com
.
Cetak halaman ini (Print this page) ....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Buku Tamu (Guestbook) :